ASAL MULA AVES (BURUNG)
AVES adalah sebuah kelas yang terdapat dalam vertebrata (bertulang belakang)yang mencakup hewan-hewan unggas yang ditandai oleh adnya bulu dan adaptasi terbang lainnya.
Kelas aves ini diduga berawal dari reptile terbang.kelas aves berevolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada masa mesozoikum. Fosil burung purba tertua yang ditemukan adalah Archaeopteryx lithograpica. Fosil ini ditemukan di German, yang berusia 150 juta tahun, termasuk kedalam masa jura.
CIRI-CIRI UMUM AVES (BURUNG)
1. Suhu tubuh tidak di pengaruhi oleh perubahan suhu disebut juga homolotermis.
2. Mempunyai sepasang sayap.
3. Alat penglihatan, pendengaran, dan alat suara rendah lebih sempurna dari pada kelas sebelumnya.
4. Mempunyai kemampuan melindungi anak-anaknya dan tubuhnya.
5. Bernapas dengan paru-paru dan pundi-pundi hawa.
6. Badannya berbulu.
7. Mulut tidak bergigi
8. Paruh dibentuk oleh maksila (rahang atas), mandi bula (rahang Bawah)
9. Peredaran darah tertutup dan berganda.
10. Berkembang biak dengan bertelur (ovipar).
11. Tulangnya tipis dan berlubang.
12. Pada sebagian besar spesies, anggota gerak atas berfunfsi untuk terbang.
13. Kulit kakinya diselubungi semacam sisik yang disebut tasometatarsus.
14. Memiliki kantong udara untuk membantu pernapasan pada saat terbang.
Aves merupakan kelas tersendiri dalam kingdom animalia, aves atau burung memiliki ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang. Kelas aves adalah satu-satunya kelompok hewan yang memiliki bulu, (jangan salah mamalia berambut, bukan berbulu). Hal ini merupakan keunikan tersendiri dari kelompok hewan tersebut. Berikut adalah uraian singkat tentang kelas aves,
Ciri Morfologi Aves
a) Struktur Bulu
Bulu
adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain.
Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik
berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik.
Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya
mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada
tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada
kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan
membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan
penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang
lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan
proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
- Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
- Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
- Plumae, Bulu yang sempurna.
- Barbae
- Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
· Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
· Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
· Rachis,
yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di
dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
· Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.
Gambar Struktur Bulu Burung
(sumber: Harunyahya.com)
Lubang pada
pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung
calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas
disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
- Tectrices, bulu yang menutupi badan.
- Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
- Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
- remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
- Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
- Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
- Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
- Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).
Pada
burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut sebagai
bulu powder/ bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada umumnya
tetapi barbulaenya terpisah menjadi bubuk halus seperti bedak. Fungsi
bulu ini belum jelas, tetapi pada saat burung melumasi bulu dengan cara
menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan membantu
menghangatkan telur saat pengeraman.
Burung Hantu
Sumber: http://en.wikipedia.org
Semi plumae
adalah kumpulan bulu barbula yang letaknya tersembunyi di bawah
bulu-bulu luar. Bistle adalah bulu perasa berupa shaft yang memanjang
melebihi bulu luar, ditemukan pada kepala burung Caprimulgids
dan burung penangkap serangga flycatchers (Sukiya, 2003). Bristle yang
menutupi lubang hidung terdapat pada burung pelatuk. Hal ini merupakan
bentuk adaptasi burung pelatuk agar partikel-partikel kayu tidak masuk
saluran pernafasan. Bristle pada burung hantu dan caprimulgids membantu
mendeteksi posisi sarang, tempat bertengger dan benda yang menghalangi.
Fungsi bristle didukung oleh adanya getaran dan tekanan reseptor didekat
folikel bulu (Sukiya, 2003).
Bentuk
bulu ekor burung pada saat tidak terbang bermacam-macam, antara lain
berbentuk persegi, bertakik, bercabang, bulu sebelah luar memanjang,
bulu ekor dengan raket, bulu tengah panjang, bundar, berbentuk cakram,
berbentuk tingkatan, dan berujung runcing (Sukiya, 2003).
Bentuk ekor bulat (sumber: Foto KKL KBS)
Bentuk ekor bulu sebelah luar memanjang (sumber: Foto KKL KBS)
b) Warna Bulu
Warna
bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya
oleh struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang
menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid
sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut
dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2,
yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen
melanin terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu
dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna
hingga coklat kemerahan.
Burung merak (sumber: www.harunyahya.com)
Burung Bayan (sumber Foto KKL KBS)
Butir-butir melanin bulat di dekat ujung bulu luar memberikan efek ring Newton dan
menyebabkan perubahan warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan violet
tidak dihasilkan oleh pigmen tetapi tergantung dari struktur bulu.
Contohnya burung bluebird yang bulunya berwarna biru tetapi tidak
mengandung pigmen warna biru. Warna ini ditimbulkan oleh pigmen kuning
yang menyerap semua spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung
tropis pemakan pisang memiliki pigmen tembaga berupa turacoverdin yang
mampu menghasilkan warna merah gelap dihasilkan oleh turacin (Sukiya
2003). Salah satu spesies burung pemakan pisang ini adalah Tauraco corythaix,
mempunyai kuning telur berwarna merah terang yang ditimbulkan oleh
karotenoid dan 60% dari pigmen merah yang disebut astasantin.
Meski
warna bulu burung adalah genetis, namun dapat berubah akibat faktor
internal maupun eksternal. Burung yang dikurung dalam waktu lama juga
dapat berubah warna bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya.
Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah hormon. Spesies
burung terdapat dimorfisme warna dalam seksual. Pengaturan hormon
estrogen banyak berperan pada burung jantan, yaitu sebelum hingga awal
pergantian bulu. Sedangkan pada burung betina kemungkinan diinduksi oleh
bulu burung jantan dengan pengaturan testosteron.
Faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi perubahan warna adalah oksidasi dan
gesekan/abrasi. Warna yang ditimbulkan karoten dapat memudar karena
sinar matahari.
c) Aransemen Bulu
Bulu-bulu burung sebenarnya tidak merata, tetapi dirancang pada bidang-bidang terbatas yang disebut pterilae dan ada bidang kecil yang tidak ditumbuhi bulu disebut apterile.
Pengecualian pada penguin dan burung kiwi yang bulunya menutupi hampir
sebagian besar tubuhnya. Bulu burung dapat dinamai sesuai dengan
bidangnya berada, yaitu:
- capital tract yaitu bulu yang menutup bagian atas, samping dan belakang kepala dan terus ke pterilae berikutnya.
- Spinal tract, bulu yang memanjang dari atas leher ke punggung terus ke dasar ekor dan bisa berlanjut atau terpisah ditengah.
- Ventral tract,
berawal diantara cabang rahang bawah dan memanjang turun ke sisi
ventral leher. Biasanya bercabang menjadi dua bidang lateral melewati
sepanjang sisi tubuh dan berakhir disekitar anus. Bagian apterilae
dadabawah dan perut beberapa burung, kaya pembuluh darah selama
bersarang dan merupakan daerah mengeram (brood patch). Pada saat mengeram bulu pada brood patch akan rontok dan kulitnya tipis.
- Humeral tract yaitu sepasang pterilae yang sejajar seperti pita sempit yang meluas ke belakang pada sisi pundak.
- Caudal tract termasuk retrices, bulu pada ekor, biasanya panjang dan kuat.
- Alar tract termasuk berbagai pterilae yang terletak pada sayap. Thumb
merupakan sisa jari kedua. Sedangkan bulu yang menutupi permukaan atas
dan bawah sayap disebut dngan covert dan bulu pada aksial sayap disebut
aksillaria.
- Femoral tract, bulu yang meluas sepanjang permukaan luar paha dekat sendi lutut ke tubuh.
- Crural tract, bulu yang menyususn sisa bidang bulu lainnya pada kaki (Sukiya, 2003).
d). Pergantian Bulu
Bulu
burung terbentuk dari struktur tak hidup sehingga mudah kusut akibat
oksidasi dan gesekan. Bulu-bulu yang telah lama akan lepas secara
periodik dan digantikan oleh bulu yang baru. Pelepasan dan pergantian
bulu ini disebut dengan molting. Pergantian bulu terjadi pada waktu tertentu dalam satu tahun dan diselesaikan dalam satu periode (selama beberapa minggu).
Umumnya
burung mengalami pergantian bulu sekali dalam satu tahun, tetapi burung
kolibri betina mengalami pergantian bulu sekali dalam dua
tahun.Pergantian bulu biasanya terjadi sebelum atau sesudah
perkembangbiakan. Namun ada juga yang mengalami pergantian bulu parsial
oleh sebab tertentu. Pergantian bulu burung dipengaruhi oleh banyak
faktor, antara lain faktor fisiologis yaitu adanya hormon tiroksin.
Sempurnanya
bulu setiap spesies burung sejak menetas sampai dewasa berbeda-beda.
Ada beberapa spesies burung yang pada saat menetas telanjang /tidak
memiliki bulu. Bulu pada saat menetas disebut dengan natal plumage.
Sebagian besar spesies burung memiliki jumlah bulu bervariasi pada saat
menetas, hanya beberapa deret bulu pada spesies altrical (misalnya merpati) atau seluruh tubuh tertutup bulu pada burung precocial muda (misal ayam). Bulu saat menetas akan rontok dan diganti yang baru, sebagai berikut:
· Juvenal plumage
(bulu anak burung), lebih substansial dari natal plumage. Pada burung
passerine hanya bertahan beberapa minggu lalu rontok dan diganti bulu
first winter plumage.
· First winter plumage
(bulu ketika berusia satu tahun), diperoleh pada akhir musim panas atau
musim gugur dan bertahan selama 12 bulan, tergantung dari spesiesnya.
· First nuptial plumage (bulu kawin pertama), bulu perkembangbiakan pertama yang akan rontok sebagai akibat pergantian bulu setelah masa kawin pertama.
· Second winter plumage
(bulu tahun kedua), dapat dibedakan dengan bulu dewasa pada musim
dingin kecuali spesies yang memperoleh bulu dewasa pada tahun pertama
atau lebih dari dua tahun. Bulu ini akan diganti oleh bulu masa kawin kedua pada musim semi berikutnya.
Warna
bulu burung jantan dan betina dari sejumlah spesies adalah identik
tetapi masih dapat dibedakan karena secara mayoritas warna bulu burung
jantan lebih cerah terutama bulu masa kawin. Namun pada pejantan itik
tertentu, setelah musim bersarang, hasil pergantian bulu setelah kawin,
warna bulunya menjadi pudar abu-abu kemerahan dan bulu sayapnya lepas
sehingga untuk sementara tidak dapat terbang. Oleh karenanya, itik
jantan ketika masa ini menjadi tidak menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar