Selamat Datang di Blog yang Sederhana ini

Selamat Datang di Blog yang Sederhana ini

Kamis, 12 April 2012

Anatomi rangka manusia

Rangka manusia (vertebrata) dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: tengkorak, berfungsi melindungi otak; tulang badan, berfungsi menopang tubuh secara keseluruhan dan membentuk tubuh; tulang-tulang anggota, berfungsi menopang anggota gerak dan meletakkan otot ke tubuh. Secara garis besar, rangka dibagi menjadi rangka sumbu dan rangka tambahan. Rangka sumbu terdiri dari tengkorak dan tulang badan, yaitu tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk. Rangka tambahan terdiri dari tulang-tulang anggota tubuh. Berikut ini kita bahas organisasi rangka satu per satu.

a. Tengkorak
Tengkorak terbentuk dari tempurung kepala (kranium), tulang muka, dan rahang. Tulang tenggkorak tersusun dari 22 tulang yang dibagi dua kelompok sebagai berikut:

Tulang tempurung kepala = kranium
Kranium atau tempurung kepala mengelilingi dan menlindungi organ yang vital, yaitu otak. Sebelum lahir, tulang tempurung kepala terpisah-pisah dan terdiri atas 8 (delapan) bagian. Setelah lahir, bagian-bagian tulang ini belum menyatu tapi berlekatan dengan jaring serabut. Sambungan ini adalah hubungan yang tak dapat digerakkan.

Selama pertumbuhan menjadi dewasa, tulang-tulang ini menyatu membentuk tempurung kepala yang menjadi pelindung otak. Saraf dan pembuluh darah masuk dan keluar dari otak melalui lubang khusus, yaitu foramen magnum yang terletak di dasar tempurung otak menuju sumsum belakang.

Tulang muka dan rahang

Tulang-tulang muka terletak pada bagian muka kepala. Tulang ini terdiri dari 14 buah tulang yang menyusun bentuk khusu muka; diantaranya membentuk rongga mata untuk melindungi mata, membentuk rongga hidung, langit-langit, rahang atas dan rahang bawah, serta gigi.
Kecuali rahang bawah (mandibula), semua tulang-tulang muka bersatu dan tidak dapat digerakkan. Rahang bawah adalah tulang muka yang dapat digerakkan, sehingga menyebabkan mulut terbuka waktu mengunyah dan berbicara.

b. Tulang badan
Tulang badan terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian dada, bagian belakang, dan bagian panggul. Setiap bagian ini terdiri dari otot dan tulang yang melindungi rongga tubuh. Bagian dada terdiri dari ruas tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang dada. Bagian belakang hanya terdiri dari ruas tulang belakang. Bagian tulang panggul terdiri dari tulang pinggul, tulang belakang, dan tulang kemaluan.

Ruas tulang belakang
Ruas tulang belakang berada di tengah tubuh yang menopang seluruh tubuh dan melindungi organ-organ lunak di dalam rongga tubuh, menyokong tubuh, dan menjaga kestabilan tubuh. Terdapat 33 ruas tulang belakang yang membentuk tulang belakang dan melakukan gerakan yang berbeda sesuai letakknya, walaupun mempunyai bentuk dasar yang sama. Tiap ruas mempunyai lubang di tengah. Lubang-lubang ini berhubungan membentuk saluran “spinal”. Saluran ini melindungi sumsum tulang di sepanjang tulang tulang belakang. Selain itu, ada bagian-bagian ruas berbentuk duri/taju (tonjolan) yang memperkuat tulang. Jika diamati akan terlihat bahwa tulang belakang tidak lurus, ada bagian yang melengkung. Lengkung ini sangat penting untuk membantu tubuh dalam menjaga keseimbangan berat kepala, badan, dan anggota gerak. Struktur dari ruas tulang belakang bervariasi karena mempunyai tugas yang berbeda, yakni:
a. 7 ruas tulang leher
b. 12 ruas tulang punggung
c. 5 ruas tulang pinggang (lumbar)
d. 5 ruas tulang kelangkang/sakrum bersatu
e. 3-5 ruas tulang ekor/koksiks bersatu.

Tulang leher memiliki tonjolan yang kecil, sehingga tulang ini agak lentur (fleksibel) dan dapat digerakkan, misalnya untuk gerakan kepala.

Tulang punggung gerakannya kurang fleksibel karena adanya tonjolan dan bagian lain tempat melekatnya tulang rusuk. Tulang pinggang agak besar ukurannya. Tonjolan pada tulang ini juga agak besar sehingga kokoh dan sukar digerakkan.

Tulang kelangkang bersatu dan tak dapat digerakkan. Tulang ini menjadi bagian dari gelang panggul. Koksiks (tulang ekor) kecil ukurannya, terdiri atas 3-5 ruas vertebrata yang bersatu dan tak berfungsi; terdapat di ujung belakang.

Tulang rusuk dan tulang dada
Stuktur tulang rusuk tersusun dari:
1. 7 pasang rusuk sejati (kosta vera)
2. 3 pasang rusuk palsu (kosta spurla)
3. 2 pasang rusuk melayang (kosta fluktuatens)
Sedangakan struktur tulang dada tersusun dari bagian hulu (manubrium sterni), bagian badan (corpus sterni), dan taju pedang (proccesus xyphoigeus).

Tulang gelang
Terdapat dua macam tulang gelang pada vertebrata, yaitu:
1. gelang bahu yang terdiri dari tulang belikat (skapula) yang melekat pada tulang rusuk, dan tulang selangka (klavikula) yang melekat pada tulang dada.
2. gelang panggul yang terdiri dari tulang pinggul dan tulang kemaluan.

c. Tulang anggota tubuh
Menurut tempatnya, ada dua kelompok tulang anggota, yaitu tulang anggota depan dan tulang anggota belakang. Pada hewan, tulang anggota depan adalah tungkai depan, sedangkan tulang anggota belakang tungkai belakang. Tulang anggota melekat pada tubuh dengan bantuan rangka gelang. Perlekatan ini, untuk anggota depan, dilekatkan oleh pangkal lengan (humerus); sedangkan untuk anggota belakang dilekatkan oleh tulang paha (femur).

Dari siku, berpangkal dua tulang lengan bawah, yaitu tulang hasta (ulna) dan tulang pengumpil (radius). Radius dapat digerakkan di atas ulna (gerak memutar). Pada anggota belakang setelah femur terdapat tulang tempurung lutut (patella), tulang betis (fibula), dan tulang kering (tibia).

Pada anggota depan, di bawah tulang hasta dan pengumpil derdapat tulang pangkal lengan (karpal), tulang tapak tangan (metakarpal), dan tulang jari tangan (falang). Pada anggota belakang, di bawah tulang betis dan tulang kering terdapat tulang pangkal kaki (tarsal), tulang tapak kaki (metatarsal), dan tulang jari kaki (falang).

Siku dan tangan
Siku merupakan alat yang sangat penting karena dapat melakukan banyak gerakan. Ini dimungkinkan pula oleh susunan tulang-tulang dan ototnya. Tulang pangkal tangan (karpal) memungkinkan terjadinya gerak rotasi.

Ada dua tipe otot yang menggerakkan tangan, sehingga dapat melipat dan melurus. Otot-otot ini tertata pada tulang lengan bawah bagian depan hingga ke jari-jari membentuk tendon yang panjang. Tendon adalah penghubung antara ujung otot dan tulang. Kamu dapat melihat dan merasakan otot-otot pada lengan bawah jika jari-jari digerakkan. Selain itu terdapat otot-otot kecil pada jari-jari yang menyebabkan gerakan jari-jari itu sendiri.

Kaki
Tungkai didisain untuk 2 fungsi utama:
1. untuk menopang berat tubuh.
2. mengatur gerak tubuh/berjalan.
Jika kaki hanya terdiri dari satu tulang yang kuat, maka dapat menopang berat tubuh, namun tidak ada fleksibilitas untuk gerakan berjalan. Untuk itu, kaki terdiri dari struktur tulang yang kecil untuk menarik otot dan tendon pada bagian muka; dan jari kaki, yaitu bagian untuk mengangkat dan meningkatkkan kekuatan gerak. Ada tiga lengkungan pada kaki; dua diantaranya melengkung di sepanjang kaki, dan yang satu melintang. Lengkungan-lengkungan
tulang dibentuk untuk beberapa kepentingan sebagai berikut:
1. membuat gerakan lengkung menjadi lebih stabil, karena pada dasar lengkungan tulang diikat ligamen. Ligamen adalah jaringan ikat yang kuat yang menghubungkan tulang dengan tulang.
2. untuk membantu gerakan mengangkat, karena dasar lengkungan dihubungkan oleh tendon.
Hubungan antar tulang (artikulasi)

Hubungan tulang adalah tempat satu atau lebih ujung tulang bertemu dan dapat mengakibatkan gerak atau tidak. Hubungan tulang yang memungkinkan pergerakan disebut persendian. Persendian ini disusun oleh beberapa bagian yang dapat memperkuat sendi dan mempermudah gerakan, yaitu ligamen, kapsul, cairan sinovial dan membran sinovial.

1. Ligamen
Ujung-ujung tulang diikat bersama dari luar oleh jaringan ikat yang disebut ligamen. Ligamen berfungsi seperti karet gelang yang kuat, mengikat kedua ujung tulang pada satu hubungan tulang, mencegah terkilirnya tulang (dislokasi), namun tetap memberi peluang untuk gerakan tulang.

2. Kapsul
Kapsul merupakan lapisan serabut yang menyelubungi sendi dan menghubungkannya bersama-sama. Di dalam kapsul, sendi membentuk rongga.

3. Membran sinovial dan cairan sinovial
Pada bagian kapsul terdapat selaput yang membatasi permukaan. Dalam selaput ini ada selapis membran tipis yang disebut membran sinovial yang dapat mensekresikan cairan yang disebut cairan sinovial. Cairan sinovial berfungsi untuk melumasi tulang.

4. Tulang rawan hialin
Bagian ujung tulang pada hubungan sinovial ditutupi/dilapisi oleh lapisan tulang bawah hialin. Tulang rawan hialin ini bersama-sama dengan cairan sinovial melindungi bagian-bagian ujung tulang, sehingga dapat menghasilkan gerakan yang bebas. Berdasarkan dapat dan tidaknya digerakkan, hubungan tulang dibedakan atas diartrosis, amfiartrosis, dan sinartrosis.

1. Diartrosis
Gerak tubuh yang umum adalah gerak karena hubungan sinovial. Hampir semua hubungan tulang anggota badan adalah hubungan mungkin, walaupun memang ada sebagian hubungan ini yang arah geraknya tertentu saja.

Diartrosis memudahkan tulang untuk bergerak oleh karena adanya struktur seperti kapsul dan cairan sinovial, juga dimungkinkan oleh adanya bentuk-bentuk tertentu dari ujung-ujung tulang. Hubungan ini disebut persendian. Berdasarkan arah gerakannya, diartrosis dibedakan sebagai berikut:

a. Sendi peluru
Pada kedua ujung tulang terjadi bentuk yang berlawanan, ujung yang satu berbongkol, ujung yang lain berlekuk. Bentuk bongkol tadi seperti peluru, karena itu sendi ini disebut sendi peluru (endartrosis).

Bentuk dan ukuran bongkol harus sesuai dengan bentuk dan ukuran lekuk sendi pada ujung tulang yang lain. Bentuk demikian memungkinkan terjadinya gerakan lebih besar ke segala arah. Contohnya terdapat pada gelang bahu, tulang humerus dan gelang panggul, dan tulang femur.

b. Sendi engsel
Pada sendi engsel, ujung tulang yang berhubungan terdiri dari bongkol dan lekuk, tetapi lekuk tidak terlalu dalam. Selain itu bagian tertentu terdapat struktur penganjal, sehingga gerakan yang dilakukan terbatas satu arah. Contohnya pada siku atau lutut.

c. Sendi putar
Ada gerakan tertentu yang disebabkan oleh kedudukan tulang yang satu tehadap tulang yang lain, yaitu gerak rotasi (memutar). Contohnya antara tulang hasta dan pengumpil (gerakan spin); gerakan ini akibat adanya sendi putar.

d. Sendi pelana
Ujung tulang antara ibu jari tangan dan tulang telapak tangan membentuk pelana antara satu dengan yang lain; gerakan yang dilakukan adalah dua arah, ke depan dan ke belakang atau ke kiri dan ke kanan. Hubungan tulang ini disebut sendi pelana.

2.Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah hubungan tulang yang masih memungkinkan adanya sedikit gerakan. Amfiartrosis dihubungkan oleh kartilago. Contohnya adalah hubungan antara tulang belakang dan tulang iga.

3.Sinartrosis
Hubungan di kedua ujung tulang pada sinartrosis ini dipersatukan oleh serabut jaringan ikat. Kemudian hubungan oleh serabut ini mengalami osifikasi, sehingga persendian sinartrosis ini tidak dapat digerakkan. Contoh hubungan sinartrosis adalah pada tulang tengkorak.

Gangguan dan kelainan tulang
Kelainan dan gangguan pada tulang dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya akibat infeksi, susunan tulang, defisiensi, dan kebiasaan yang buruk.

a. Gangguan infeksi
Gangguan tulang yang menimbulkan rasa sakit waktu digerakkan antara lain disebabkan oleh radang getah dalam sendi yang terbentuk oleh kerja kuman yang merusak selaput sendi. Keadaan ini disebut artritis eksudatif.

Gangguan lain adalah adanya bunyi ketika tulang digerakkan dan menimbulkan rasa nyeri. Penyebab gangguan ini adalah berkurangnya cairan (minyak) sinovial. Keadaan ini disebut artritis sika. Infeksi lain yang menimbulkan terbentuknya nanah pada sendi dan mengakibatkan kulit berwarna merah adalah infeksi gonorea. Biasanya penyakit ini menyerang lutut dan pangkal paha. Selain gonorea, sifilis dapat juga menyerang sendi. Akibat penyakit sendi yang kronis memungkinkan sendi tidak berfungsi dan tak dapat melakukan gerakan (kaku).

b. Kelainan tulang
Fungsi tulang untuk melaksanakan gerak akan terganggu jika terjadi kelainan, seperti selaput tulang rusak dan bergeser, selaput tulang sobek (memar), atau lepasnya ujung tulang dari sendi/urat sendi. Banyak kerusakan pada tulang oleh macam-macam sebab, diantaranya tulang patah (fraktura). Tulang patah disebabkan atas:
1. patah tulang tertutup; tulang patah sedangkan kulit tidak terbuka.
2. patah tulang terbuka; tulang patah hingga mencuat keluar dari kulit. patah tulang terbuka memudahkan terjadinya infeksi.

c. Nekrosa
Nekrosa dikenal sebagai penyakit matinya sel tulang. Di bagian luar tulang terdapat selaput tulang (periosteum) yang berfungsi dalam pertumbuhan tulang, terutama untuk suplai makanan. Jika periosteum rusak, suplai makanan terhenti, maka timbullah nekrosis. Selain itu, periosteum dapat mensuplai zat penyembuh untuk menyambung tulang patah yang tidak sampai lepas atau jika tulang hanya retak (fisura); peranan periosteum sangat penting untuk menyambungnya kembali.

d. Defisiensi
Kekurangan vitamin D sehingga mengakibatkan tulang kekurangan zat kalsium sehingga membengkok.  

e. Kebiasaan buruk
Banyak kelainan tulang akibat kebiasaan buruk yang tidak disadari, sehingga menyebabkan terganggunya gerakan. Kebiasaan buruk yang umumnya dilakukan saat tulang sedang berumbuh mengakibatkan kelainan pada posisi tulang belakang. Kelainan tersebut antara lain:
* Keadaan tulang belakang melengkung ke depan (lordosis).
* Keadaan tulang belakang melengkung ke belakang (kiposis).
* Keadaan tulang belakang melengkung ke samping (skoliosis).
 
f. Layuh semu
Layuh semu disebabkan oleh rusaknya cakra epifise akibat infeksi sifilis pada anak sejak dalam kandungan. Kadaan rusaknya cakra epifise menyebabkan tulang tidak bertenaga atau menjadi layuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar