Selamat Datang di Blog yang Sederhana ini

Selamat Datang di Blog yang Sederhana ini

Kamis, 12 April 2012

Otot

Otot : Tulang tak dapat bergerak tanpa otot. Persendian tulang sebagai suatu konstruksi untuk pergerakan dikelilingi oleh otot. Otot mampu menghasilkan gerak karena ada sel otot. Jika ada rangsangan, sel otot dapat berkontraksi; dalam hal ini adalah otot rangka (lurik). Otot yang berkontraksi menjadi pendek dan bagian tengahnya menebal, menyebabkan tulang tempat otot itu bertaut dapat tertarik. Oleh karena kemampuannya menggerakkan tulang, otot disebut alat gerak aktif.

Jaringan otot tersusun dari sejumlah berkas otot yang dibungkus oleh fasia superfasial. Berkas otot tersusun atas serabut otot (benang otot) yang terbentuk oleh sel-sel otot. Sel-sel Otot tampak lurik disebabkan oleh susunan protein Otot berupa fibril yaitu aktin dan miosin. Protein Otot menyebabkan adanya bagian gelap dan terang. Jika diamati dibawah mikroskop, tampak seperti terdapat garis-garis melintang dari sisi satu ke sisi lain. Di sepanjang fibril terdapat miofibril (selubung otot).

Dengan mikroskop cahaya biasa, garis-garis tidak terlalu tampak, sedangkan miofibril tampak sebagai garis tipis. Akan tetapi dengan mikroskop elektron, miofibril tampak jelas. Masing-masing miofibril terbagi menjadi pita gelap dan pita terang. Di tengah pita gelap terdapat bagian terang yang disebut zona H. Di tengah zona H terdapat garis gelap, yaitu garis M. Sementara itu di tengah pita terang terdapat garis gelap yaitu garis Z. Daerah pada satu miofibril dan garis Z satu ke garis Z lainnya disebtu sarkomer. Jenis otot menurut bentuk selnya adalah otot lurik dan Otot polos, menurut sifatnya adalah Otot sadar dan Otot tak sadar, menurut lokasi adalah Otot dalam dan Otot rangka, menurut tempat melekatnya adalah Otot rangka dan Otot kulit.

Otot lurik umumnya merupakan Otot sadar yang bekerja berdasarkan perintah otak, misalnya Otot yang melekat pada rangka. Sedangkan Otot polos merupakan Otot tak sadar yang dapat bekerja tanpa perintah otak, yaitu Otot pada organ-organ dalam. Ada satu pekecualian pada Otot jantung, yaitu bentuk selnya seperti Otot lurik, tetapi dapat bekerja secara tak sadar. Fungsi Otot lurik untuk melaksanakan kerja, diantaranya: berjalan, memegang dan mengangkat. Sedangkan untuk transpor makanan dan mengalirkan darah oleh sel-sel pembuluh darah dilakukan oleh Otot polos. Otot jantung berfungsi menggerakkan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Otot rangka melekat pada tulang. Ujung Otot yang melekat pada tulang yang tetap dalam posisinya (tidak berubah kedudukannya) ketika Otot berkontraksi, disebut origo. Sedangkan ujung Otot lain yang melekat pada tulang yang berubah kedudukannya (bergerak) ketika Otot berkontraksi disebut insesio. Origo Otot rangka berbeda; ada yang dua, seperti Otot biseps (bi=dua, ceps=cephal=kepala) dan ada yang tiga seperti Otot triseps. Origo dan insesio adalah bagian ujung Otot (tendon). Ada tendon yang panjang sesuai fungsinya seperti Otot penggerak jari.

Mekanisme kontraksi otot
Seperti telah disebutkan bahwa Otot bekerja dengan dua cara, yaitu berkontraksi (memendek dan menebal) dan relaksasi (kembali ke keadaan semula). Otot dapat memandek (kontraksi) maksimal, keadaan ini disebut tonus, kemudian relaksasi. Namun, seringkali rangsangan tertentu menyebabkan keadaan tonus tidak diikuti oleh relaksasi keadaan Otot seperti itu disebut tetanus (kejang).

a. Sebab terjadinya kontraksi
Telah disebutkan bahwa bagian Otot yang berkontraksi sebenarnya adalah sel-sel otot. Pada diagram tentang struktur Otot lurik terlihat adanya filamen protein, yaitu aktin yang tipis dan miosin merupakan struktu yang agak tebal yang dihubungkan oleh struktur benang, seperti jembatan. Rangsangan yang tiba ke sel Otot akan mempengaruhi asetikolin yang peka terhadap rangsangan. Asetilkolin adalah ester asetil dari kolin yang merupakan pemindah rangsang yang diproduksi oleh bagian ujung serabut saraf. Asetilkolin yang lepas akan membebaskan ion kalsium yang berada di antara sel otot. Ion kalsium ini masuk ke dalam otat mengangkut troponium dan tropomisin ke aktin. Kemudian posisi aktin berubah dan mempengaruhi filamen penghubung.

Aktin tertarik mendekati miosin, sehingga aktin dan miosin bertempelan membentuk aktomiosin. Akibatnya benang (sel) menjadi pendek. Pada keadaan inilah Otot sedang berkontraksi. Setelah itu ion kalsium masuk kembali ke plasma sel, sehingga ikatan troponium dan ion kalsium lepas, menyebabkan lepasnya perlekatan aktin dan miosin, keadaan inilah yang disebut Otot relaksasi.

b. Energi untuk kontraksi otot
Ingat bahwa kegiatan kontraksi memerlukan energi. Energi yang digunakan disuplai dalam bentuk energi kimia. Energi ini diambil dari molekul ATP (Adenosin Trifosfat dan Kreatinfosfat) yang berenergi tinggi. Energi ini menggerakkan filamen penghubung antara aktin dan miosin. Kreatinfosfat menyumbangkan fosforil pada ADP selama Otot berkontraksi. ATP yang dihidrolisis akan terurai menjadi ADP (Adenosin Difosfat) dan mengeluarkan energi. Jika kehabisan ATP dan tinggal ADP, ADP ini juga akan terurai menjadi AMP (Adenosin Monofosfat). Proses perubahan ATP dan ADP menjadi AMP sebagai berikut:

ATP -----> ADP + P + E
ADP -----> AMP + P + E

Dalam keadaan seperti ini (ADP -----> AMP + P + E), Otot tidak dapat berkontraksi lagi, sebab tidak ada energi lagi. Fase ini disebut fase anaerob. ATP harus dibentuk kembali agar Otot dapat bergerak.

c. Pembentukan kembali ATP
Di dalam Otot tersimpan gula otot, yaitu glikogen. Glikogen akan dilarutkan menjadi laktasidogen (pembentuk asam laktat=asam susu). Laktasidogen kemudian diuraikan menjadi glukosa dan asam susu. Oleh peristiwa respirasi dengan  O2 , glukosa dipecah menjadi H2
O dan CO2 sambil membebaskan energi. Proses perubahan tersebut tampak sebagai berikut:
 
Glukosa + O2 ----> H2O + CO2 + E

Energi ini akan digunakan untuk membentuk ATP. Fase ini disebut fase aerob (menggunakan oksigen). Menurut sifat kerjanya, gerak dibedakan menjadi dua macam, yaitu antagonis dan sinergis.

a. Kerja yang berlawanan (antagonis)
Kerja Otot yang antagonis terjadi bila salah satu Otot berkontraksi, sedangkan Otot yang lainnya relaksasi, contohnya: Otot biseps (kontraksi) dan Otot triseps (relaksasi). Arah gerak Otot yang
antagonis misalnya:
• ekstensor dan fleksor; gerak meluruskan dan membengkokkan,
• abduktor dan adduktor; gerak menjauhkan dan medekatkan tungkai dari sumbu tubuh,d
• epressor dan elevator; gerak ke bawah dan ke atas,
• supinator dan pronator; gerak menengadah dan melungkup.

b. Kerja yang bersamaan (sinergis)
Gerak beberapa Otot yang searah, contohnya pronator teres dan pronator kuadratus terdapat pada lengan bawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar