Selamat Datang di Blog yang Sederhana ini

Selamat Datang di Blog yang Sederhana ini

Selasa, 10 April 2012

Dilema Mahasiswa


SAAT kita mendengar kata mahasiswa, hal yang pertama muncul dalam benak kita adalah seorang akademis, atau lebih sederhana orang yang berkecimpung dengan kegiatan belajar di bangku perkuliahan. Jika kita menengok dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa berarti orang yang belajar di perguruan tinggi. Jika kita bertolak pada pengertian ini maka tampak nyatalah bahwa seorang mahasiswa adalah manusia yang masa hidupnya tidak jauh dari dunia perkuliahan. Mungkin lebih dari itu mahasiswa adalah orang yang sibuk berkutat dengan dunia kampus.

Jika kita mencoba menilik kepada realitas yang ada di negeri kita, kita akan mendapati bahwa mahasiswa tidaklah hanya manusia yang sibuk dalam dunia perkuliahan. Mahasiswa di Indonesia juga berperan sebagai salah satu kontrol sosial yang sangat efektif dalam menyikapi kebijakan pemerintah. Kita tengok saja bagaimana lengsernya dua presiden ini lengser, hal itu tidak bisa lepas dari peran mahasiswa yang sangat besar. Di sini kita dapat melihat bahwa mahasiswa tidak hanya menjadi stok pekerja yang disiapkan, dididik di kampus-kampus, namun lebih dari itu mahasiswa adalah salah satu motor penggerak dinamika berbangsa dan bernegara.

Dari fakta di atas kita bisa membentuk sebuah hipotesis bahwa mahasiswa di Indonesia memiliki andil besar dalam perjalanan bangsa. Mahasiswa di negeri ini tidaklah perlu menunggu hingga mereka lulus kuliah baru mereka akan bertindak terjun langsung dalam masyarakat. Pada kenyataannya peran mahasiswa sebagai kaum akademisi amat diperlukan untuk menggerakkan roda penggerak kemajuan bangsa.

Di negeri kita, peran serta mahasiswa sangat diharapkan untuk membantu masyarakat, menularkan ilmunya sekaligus wujud aplikasi ilmu yang dipelajari di bangku kuliah. Jika kita menggunakan teori memori, masa saat mahasiswa turun langsung inilah masa emas karena ilmu yang mereka terima langsung bisa diaplikasikan tanpa membuang waktu yang justru mungkin akan mengikis ingatan tentang ilmu yang mereka dapatkan di perkuliahan.

Saat ini saya berada di dunia perkuliahan, sepertinya saya merasa berada di antara dua kutub yang berlainan. Di satu sisi, saya bertemu dengan kelompok mahasiswa yang aktif dalam dunia perkuliahannya sehingga disibukkan dengan membaca buku-buku tebal yang menyita tenaga jika kita membawanya. Atau juga ada kelompok mahasiswa lain yang sibuk dalam kegiatan amal terjun langsung ke masyarakat. Namun, masalahnya, kelompok kedua ini terkadang mengabaikan dunia perkuliahan sehingga kapasitas keilmuannya menjadi kurang yang tentunya sangat disayangkan jika berbagi ilmu yang tidak lengkap kepada masyarakat yang haus akan ilmu.

Kelompok ketiga adalah kelompok mahasiswa yang menurut saya sangat memprihatinkan. Mereka tidak berada pada salah satu dari kedua kutub di atas. Mereka malah disibukkan dengan hal remeh temeh sekedar mencari pacar saat kuliah atau mengisi waktu luang dan sebagainya. Sangat miris tentunya jika kita melihat kondisi seperti ini. Padahal, harapan besar berada di pundak para mahasiswa, namun justru mahasiswanya menghabiskan waktu dengan hal-hal yang membuang waktu dan tidak mendatangkan manfaat.

Sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu tentu kita harus senantias ingat apa sebenarnya tujuan kita berada di kampus. Tujuan kita adalah menuntut ilmu, menuntut ilmu yang nantinya akan kita bagi dengan orang di sekeliling kita. Mahasiswa perantauan khususnya, tentu mereka telah berangkat dengan tanggung jawab besar untuk menuntut ilmu yang bisa membawa manfaat bagi daerahnya kelak. Jika kita mengingat bagaimana langkah awal kita menjejakkan kaki di kampus dan meninggalkan rumah, adakah kita rasakan tanggung jawab yang ada di pundak kita? Tanggung jawab untuk menuntut ilmu, menuntut ilmu yang tidak semata-mata menuntut ilmu untuk kebutuhanmu.

Wahai mahasiswa tuntutlah ilmu untuk dirimu dan orang-orang yang berada di sekitarmu. Tuntutlah ilmu yang membawa manfaat untukmu dan membawa manfaat besar bagi lingkunganmu, yang telah menaruh harapan besar di pundakmu. Harapan besar untuk membawa kemajuan bagi lingkungan di sekitarmu, dan lebih dari itu, membawa kemajuan di mana engkau dilahirkan. Tanah Air

Tidak ada komentar:

Posting Komentar