Biologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk hidup. Studi tentang
makhluk hidup ini bercabang dua yaitu ilmu tumbuhan (botani) dan ilmu hewan
(zoologi).
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena geosfera yaitu atmosfera, hidrosfera, litosfera, dan biosfera dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan.
Biologi yang dikaitkan dengan geografi memunculkan biogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup diatas permukaan bumi serta hubungan-hubungannya dengan ruang dan waktu.
Biogeografi ini terbagi atas tiga disiplin ilmu yaitu geografi manusia (human geography), geografi hewan (zoogeography) dan geografi tumbuhan (plant geography = Phythogeography).
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena geosfera yaitu atmosfera, hidrosfera, litosfera, dan biosfera dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan.
Biologi yang dikaitkan dengan geografi memunculkan biogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup diatas permukaan bumi serta hubungan-hubungannya dengan ruang dan waktu.
Biogeografi ini terbagi atas tiga disiplin ilmu yaitu geografi manusia (human geography), geografi hewan (zoogeography) dan geografi tumbuhan (plant geography = Phythogeography).
Geografi
tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena tumbuhan dalam hal
persamaan maupun perbedaan dalam kaitannya dengan kelingkungan, kewilayahan
dalam konteks keruangan. Demikian juga dengan geografi hewan adalah sebagai
ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena dunia hewan yang
berkaitan dengan aspek kelingkungan maupun kewilayahan dalam konteks keruangan.
Fenomena dunia tumbuhan maupun hewan itu dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tanah (lahan), iklim, topografi dan tidak ketinggalan faktor manusia, dengan segala subvariabel dari masing-masing faktor tersebut.
Fenomena dunia tumbuhan maupun hewan itu dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tanah (lahan), iklim, topografi dan tidak ketinggalan faktor manusia, dengan segala subvariabel dari masing-masing faktor tersebut.
Geografi hewan
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena dunia hewan dalam
hubungannya dengan kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
Tumbuhan
merupakan makhluk hidup yang menetap, memiliki dinding sel yang terdiri dari
selulosa dengan sumber bahan makanan dari gas dan zat cair, melalui bantuan
klorofil oleh cahaya.
Tumbuhan
dipermukaan bumi sebagai objek kajian bagi ahli geografi tumbuhan. Bentuk fisik
maupun sifat masyarakat tumbuhan tersebut berbeda-beda menurut besaran lintang,
topografi, maupun kedudukannya pada benua.
Oleh sebab itu para ahli geografi tumbuhan lebih memusatkan perhatiannya terhadap hubungan tumbuhan dengan tanah, topografi dan iklim untuk mengkaji persebaran, jenis beserta agihan.
Objek kajian geografi tumbuhan adalah tumbuhan tumbuhan yang sifatnya natural dan bukan tumbuhan yang sudah mendapatkan perlakuan khusus atau rekayasa oleh manusia.
Pendekatan yang digunakan dalam kajian dunia tumbuhan adalah bukan saja dari segi floristik saja yaitu pendekatan yang hanya berkaitan dengan tumbuhan itu saja, tetapi yang lebih penting adalah pendekatan dari segi struktur yaitu, bagaimana dari tumbuhan yang hidup itu terbentuk, tumbuh, berkembang dan tersebar. Secara umum penggolongan tumbuhan yang tersebar dipermukaan bumi lebih didasarkan pada pendekatan struktur. Sebab pendekatan tersebut sesuai dengan tujuan geografi tumbuhan yaitu mengetahui persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena dunia tumbuhan berdasarkan faktor kelingkungan maupun kewilayahan dalam konteks keruangan.
Selanjutnya geografi tumbuhan juga menitikberatkan kajiannya pada bioklimatologis daripada aspek evolusi maupun penyusunan tumbuhan pada masa geologi.
Oleh sebab itu para ahli geografi tumbuhan lebih memusatkan perhatiannya terhadap hubungan tumbuhan dengan tanah, topografi dan iklim untuk mengkaji persebaran, jenis beserta agihan.
Objek kajian geografi tumbuhan adalah tumbuhan tumbuhan yang sifatnya natural dan bukan tumbuhan yang sudah mendapatkan perlakuan khusus atau rekayasa oleh manusia.
Pendekatan yang digunakan dalam kajian dunia tumbuhan adalah bukan saja dari segi floristik saja yaitu pendekatan yang hanya berkaitan dengan tumbuhan itu saja, tetapi yang lebih penting adalah pendekatan dari segi struktur yaitu, bagaimana dari tumbuhan yang hidup itu terbentuk, tumbuh, berkembang dan tersebar. Secara umum penggolongan tumbuhan yang tersebar dipermukaan bumi lebih didasarkan pada pendekatan struktur. Sebab pendekatan tersebut sesuai dengan tujuan geografi tumbuhan yaitu mengetahui persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena dunia tumbuhan berdasarkan faktor kelingkungan maupun kewilayahan dalam konteks keruangan.
Selanjutnya geografi tumbuhan juga menitikberatkan kajiannya pada bioklimatologis daripada aspek evolusi maupun penyusunan tumbuhan pada masa geologi.
Dengan demikian
kajian geografi tumbuhan lebih diutamakan kepada reaksi-reaksi tumbuhan
terhadap unsur-unsur fisikal lingkungan seperti cahaya, panas, kelembaban,
jenis tanah terhadap jenis dan persebaran tumbuhan maupun sifat-sifatnya.
Disamping itu kajian tumbuhan dengan lingkungannya juga mempertimbangkan segala
organisme hidup pada suatu tempat tertentu pada masa tertentu dari suatu
lingkungan tertentu pula. Kajian itu disebut ekosistem yaitu ekologi tumbuhan.
Penentuan
kedudukan unit-unit tumbuhan dipermukaan bumi pertama-tama harus mempelajari
keseluruhan sistem biosfera yang menyangkut zona-zona kehidupan Biosfera dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan berdasarkan lingkungannya atau biosiklusnya
yaitu :
-biosiklus lautan
-biosiklus air tawar
-biosiklus daratan
-biosiklus lautan
-biosiklus air tawar
-biosiklus daratan
Geografi
tumbuhan lebih menitikberatkan kajiannya pada biosiklus daratan.
Biosiklus tumbuhan daratan dapat dikelompokkan secara garis besar pada empat biokor utama yaitu :
-biokor lautan
-biokor savana
-biokor padang rumput
-biokor gurun
Biosiklus tumbuhan daratan dapat dikelompokkan secara garis besar pada empat biokor utama yaitu :
-biokor lautan
-biokor savana
-biokor padang rumput
-biokor gurun
Tumbuhan sangat
dipengaruhi oleh fenomena geosfer. Suatu lingkungan (geografi) atau kawasan
sempit tempat tumbuhnya, suatu tumbuhan tertentu disebut habitat misalnya
habitat dataran tinggi, dataran rendah tebing dan lain-lain.
Dalam lingkungan suatu habitat terdapat suatu unit ekosistem yang lebih kecil yang dihuni oleh masyarakat tumbuhan.
Dalam lingkungan suatu habitat terdapat suatu unit ekosistem yang lebih kecil yang dihuni oleh masyarakat tumbuhan.
Tumbuhan dapat
juga dikelompokkan menurut strukturnya atau sifat-sifat fisiknya yang tampak
dari luar seperti :
1.Bentuk hidup (life form)
2.Ukuran dan stratifikasinya
3.Cakupan dalam arti luasnya daerah yang ditumbuhi (jarang, berpencar, tandus, dan lain-lain)
4.Fungsi
5.Bentuk dan Ukuran daun
6.Tekstur daun
1.Bentuk hidup (life form)
2.Ukuran dan stratifikasinya
3.Cakupan dalam arti luasnya daerah yang ditumbuhi (jarang, berpencar, tandus, dan lain-lain)
4.Fungsi
5.Bentuk dan Ukuran daun
6.Tekstur daun
Disamping itu
tumbuhan juga dapat dikelompokkan berdasarkan toleransi terhadap suhu, kemudian
air maupun tempat tumbuh atau habitat. Berdasarkan toleransi terhadap suhu maka
tumbuhan dapat digolongkan menjadi:
1.Tumbuhan daerah panas (megaterma)
2.Tumbuhan daerah sejuk (mesoterma)
3.Tumbuhan daerah dingin (mikroterma)
1.Tumbuhan daerah panas (megaterma)
2.Tumbuhan daerah sejuk (mesoterma)
3.Tumbuhan daerah dingin (mikroterma)
Berdasarkan
ketersediaan air, maka tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi
1.Tumbuhan daerah basah (hidrofit)
2.Tumbuhan daerah dengan air yang cukup (mesofit)
3.Tumbuhan daerah kering (xerofit)
1.Tumbuhan daerah basah (hidrofit)
2.Tumbuhan daerah dengan air yang cukup (mesofit)
3.Tumbuhan daerah kering (xerofit)
Berdasarkan
habitat utama, maka tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi :
1.Tumbuhan dengan habitat terestrial (daratan)
2.Tumbuhan dengan habitat udara
3.Tumbuhan dengan habitat air (aquatik)
4.Tumbuhan dengan habitat mikro.
1.Tumbuhan dengan habitat terestrial (daratan)
2.Tumbuhan dengan habitat udara
3.Tumbuhan dengan habitat air (aquatik)
4.Tumbuhan dengan habitat mikro.
Urgensi
mempelajari geografi tumbuhan antara lain :
1.Tumbuhan sebagai penyediaan bahan dasar dan mentah bagi manusia dan hewan (bianatang)
2.Memelihara kondisi yang baik terhadap lingkungan.
3.Bahwa agihan atau persebaran tumbuhan berpengaruh terhadap persebaran dan migarasi manusia dan hewan.
1.Tumbuhan sebagai penyediaan bahan dasar dan mentah bagi manusia dan hewan (bianatang)
2.Memelihara kondisi yang baik terhadap lingkungan.
3.Bahwa agihan atau persebaran tumbuhan berpengaruh terhadap persebaran dan migarasi manusia dan hewan.
Objek utama
kajian geografi tumbuhan adalah keseluruhan flora dan vegetasi yang menutupi
permukaan bumi, namun tumbuhan yang terutama dipelajari adalah tumbuhan yang
sempurna atau ideal yaitu tumbuhan berbiji, dimana tumbuhan tersebut mempunyai
akar, batang, daun, bunga dan biji.
Tumbuhan
sebenarnya dapat dikelompokkan berdasarkan kesempurnaannya yaitu mulai dari
yang paling sederhana sampai ke yang ideal yaitu : bakteri, ganggang, lumut,
paku, dan tumbuhan biji.
Beberapa
istilah yang berkaitan dengan geografi tumbuhan dan hewan yang perlu diketahui
:
Vegetasi
: adalah keseluruhan tumbuhan yang terdapat
dipermukaan bumi atau disuatu tempat (tumbuhan penutup permukaan bumi).
Misalnya : vegetasi rawa, adalah komunitas tumbuhan dalam setiap ekosistem yang
merupakan penutup dari tempat ekosistem tersebut dan lain-lain.
Flora
: adalah semua jenis tumbuhan yang merupakan kekayaan alam
suatu tempat atau inventaris kekayaan tumbuhan suatu tempat (misalnya : flora
fauna Nusa Tenggara, dan lain-lain)
Hewan
: adalah keseluruhan hewan atau binatang yang tersebar
dipermukaan bumi
Fauna
: adalah kekayaan jenis hewan disuatu tempat tertentu
misalnya fauna Asiatis dan lain-lain
Ekosistem
: adalah sebagai suatu rangkaian atau
rantai kehidupan yang saling pengaruh-mempengaruhi dalam membentuk suatu
komunitas kehidupan pada suatu lingkungan tertentu (misalnya ekosistem padang
rumput, ekosistem rawa dan lain-lain)
Lingkungan
: adalah suatu aspek keruangan (tempat) yang meliputi
faktor iklim, tanah (lahan), topografi, yang menentukan kondisi dan situasi
tempat hidup makhluk.
Habitat
: adalah tempat hidup suatu tumbuhan atau hewan tertentu.
Nits (Nidus)
: adalah lingkungan kecil (sempit) atau
microenvironment yang khusus, bagi suatu makhluk yang berbeda dengan makhluk
lain.
Biotop
: adalah komunitas tumbuhan pada suatu habitat dengan unit
topografi primer.
Biokor
: adalah kumpulan biotop-biotop yang mempunyai sifat-sifat
serupa digabung menjadi satu unit yang lebih besar.
Suksesi
: adalah proses perubahan komunitas tumbuhan yang berlangsung
menuju ke satu arah secara teratur (bersifat kontinu), yang akhirnya sampai
pada suatu komunitas tertinggi yang dapat didukung oleh daerah itu.
Hasil akhir dari perubahan komunitas tumbuhan tersebut disebut ”klimaks”
Geografi hewan atau zoogeography, berasal dari zoology (ilmu hewan ) dan geografi. Zoology merupakan cabang ilmu hayat (biologi) yang mempelajari kehidupan hewan (binatang). Sedang
Hasil akhir dari perubahan komunitas tumbuhan tersebut disebut ”klimaks”
Geografi hewan atau zoogeography, berasal dari zoology (ilmu hewan ) dan geografi. Zoology merupakan cabang ilmu hayat (biologi) yang mempelajari kehidupan hewan (binatang). Sedang
Geografi adalah
ilmu yang mempelajari perbedaan maupun persamaan geosfer dengan sudut pandang
kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Dengan demikian
zoogeography atau geografi hewan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
fenomena-fenomena dunia hewan dengan kondisi dan keadaannya dipermukaan bumi
dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan
seperti batas-batas distribusi, zonasi, radial distribusi, kawasan distribusi
dan lain-lain.
Dalam suatu
lingkungan ataupun wilayah tertentu selalu terjadi interaksi dan antar aksi
populasi suatu spesies dengan spesies lainnya. Baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dengan demikian terjadilah suatu kehidupan komunitas atau
kelompok suatu bentuk bentuk kehidupan.
Didalam
komunitas tersebut selalu terdapat komponen-komponen flora, fauna, dan
mikroorganisme maupun manusia.
Suatu makhluk hidup, tidak hanya tergantung pada makhluk hidup yang lain, namun juga tergantung pada makhluk yang tidak hidup (lingkungan fisik). Komunitas atau kelompok suatu bentuk kehidupan bersama dengan lingkungan fisiknya sebagai wadah atau tempat kehidupannya, selalu menciptakan suatu bentuk ekosistem.
Dalam perkembangan suatu komunitas biasanya terdapat suatu proses siklus perkembangan, maupun mutasi dan modifikasi, sebab adanya variasi-variasi atau intervensi-intervensi lingkungan yang memberi seleksi alamiah. Seleksi tersebut dapat berupa rintangan, halangan saingan (competition), dominasi, pergerakan (penyebaran) atau migrasi dan seterusnya.
Suatu makhluk hidup, tidak hanya tergantung pada makhluk hidup yang lain, namun juga tergantung pada makhluk yang tidak hidup (lingkungan fisik). Komunitas atau kelompok suatu bentuk kehidupan bersama dengan lingkungan fisiknya sebagai wadah atau tempat kehidupannya, selalu menciptakan suatu bentuk ekosistem.
Dalam perkembangan suatu komunitas biasanya terdapat suatu proses siklus perkembangan, maupun mutasi dan modifikasi, sebab adanya variasi-variasi atau intervensi-intervensi lingkungan yang memberi seleksi alamiah. Seleksi tersebut dapat berupa rintangan, halangan saingan (competition), dominasi, pergerakan (penyebaran) atau migrasi dan seterusnya.
Mempelajari
geografi hewan dan tumbuhan tidak terlepas dari seorang ahli yang bernama
Alfred Russel Wallacea (1823 – 1913) yang mempelopori penelitian secara modern
tentang geografi hewan. Dia menggambarkan suatu garis khayal yang merupakan
pembatas dari penyebaran tempat hidup hewan atas enam wilayah (kawasan) seperti
:
-Neartik
-Neotropikal
-Paleartic
-Ethiopian
-Oriental (Asiatik)
-Australic
-Neartik
-Neotropikal
-Paleartic
-Ethiopian
-Oriental (Asiatik)
-Australic
Khusus di
wilayah Indonesia Wallacea membagi menjadi tiga berdasarkan ciri tumbuhan dan
hewannya maupun ciri-ciri geologi struktur yaitu wilayah Indonesia Barat, yang
berciri Asiatik, Wilayah Peralihan dan Wilayah Indonesia Timur yang bersifat
Australik.
Lingkungan
makhluk hidup ada dua jenis yaitu lingkungan biotik dan lingkungan fisik. Semua
makhluk hidup dituntut untuk dapat menyesuaikan kedua lingkungan tersebut.
Untuk dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan tersebut yaitu fisikal
adaptation dan social adaptation.
Adapun jenis-jenis lingkungan abiotik antara lain : tanah, udara, air, temperatur dan sinar matahari
Adapun jenis-jenis lingkungan abiotik antara lain : tanah, udara, air, temperatur dan sinar matahari
Habitat hewan
dapat digolongkan menjadi habitat darat, laut, air tawar dan udara. Habitat
darat dapat digolongkan menjadi : habitat padang rumput (steppa), habitat hutan
tropis basah, habitat hutan musim, habitat hutan homogen dan habitat tundra.
Para ahli geografi hewan berpendapat bahwa mempelajari penyebaran (distribusi) hewan adalah dengan metode pendekatan asumsi, bahwa kecuali untuk faktor-faktor tertentu, sebenarnya tiap spesies hewan itu seharusnya berada dimana-mana. Namun oleh karena faktor-faktor tertentu, maka keberadaan hewan disuatu daerah tidak dimungkinkan. Faktor tersebut antara lain tidak adanya adaptabilitas.
Penyebaran atau dispersi suatu spesies hewan dipengaruhi oleh : tekanan populasi, perubahan habitat. Sedang sarana untuk dispersi, dapat melalui udara, air, lahan dan pengangkutan baik disenagaja maupun tidak disengaja. Hambatan-hambatan dispersi antara lain : hambatan iklim, hambatan geografis, hambatan edafis dan hambatan biologis.
Pada umumnya, terdapat korelasi tertentu antara daerah geografis dengan ciri-ciri hewan, misalnya daerah dingin hewan ampibi umumnya lebih kecil dibandingkan dengan hewan sejenis didaerah panas. Hewan-hewan padang pasir yang kering dan panas berwarna lebih muda dibanding hewan didaerah lembab (berwarna lebih gelap).
Dalam sejarah perkembangan dunia hewan yang terjadi secara evolusi, disebabkan oleh adanya variasi genetika dan seleksi alam. Peristiwa itu timbul karena adanya proses mutasi gen (sifat pembawa keturunan) serta adanya proses rekombinasi gen-gen dalam keturunan selanjutnya yang disebut proses modifikasi.
Para ahli geografi hewan berpendapat bahwa mempelajari penyebaran (distribusi) hewan adalah dengan metode pendekatan asumsi, bahwa kecuali untuk faktor-faktor tertentu, sebenarnya tiap spesies hewan itu seharusnya berada dimana-mana. Namun oleh karena faktor-faktor tertentu, maka keberadaan hewan disuatu daerah tidak dimungkinkan. Faktor tersebut antara lain tidak adanya adaptabilitas.
Penyebaran atau dispersi suatu spesies hewan dipengaruhi oleh : tekanan populasi, perubahan habitat. Sedang sarana untuk dispersi, dapat melalui udara, air, lahan dan pengangkutan baik disenagaja maupun tidak disengaja. Hambatan-hambatan dispersi antara lain : hambatan iklim, hambatan geografis, hambatan edafis dan hambatan biologis.
Pada umumnya, terdapat korelasi tertentu antara daerah geografis dengan ciri-ciri hewan, misalnya daerah dingin hewan ampibi umumnya lebih kecil dibandingkan dengan hewan sejenis didaerah panas. Hewan-hewan padang pasir yang kering dan panas berwarna lebih muda dibanding hewan didaerah lembab (berwarna lebih gelap).
Dalam sejarah perkembangan dunia hewan yang terjadi secara evolusi, disebabkan oleh adanya variasi genetika dan seleksi alam. Peristiwa itu timbul karena adanya proses mutasi gen (sifat pembawa keturunan) serta adanya proses rekombinasi gen-gen dalam keturunan selanjutnya yang disebut proses modifikasi.
Mutasi adalah
perubahan sifat-sifat individu yang menyimpang dari sifat-sifat normal
induknya, karena gen pembawa sifat mengalami perubahan yang bersifat menurun.
Modifikasi
adalah perubahan sifat-sifat individu yang menyimpang dari normal. Perubahan
itu akibat dari perubahan umur dari dalam gen itu sendiri (misalnya karena
perkawinan silang. Perubahan sifat akibat proses modifikasi tersebut hanya
bersifat sementara atau tidak bersifat menurun.
Perkembangan makhluk hidup berdasarkan teori evolusi dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan antara lain :
1.Evolusi terjadi karena faktor letak geografis.
2. Evolusi karena faktor lingkungan dan genetika
3.Evolusi karena faktor adaptasi dan seleksi
4.Evolusi karena faktor seleksi buatan.
Perkembangan makhluk hidup berdasarkan teori evolusi dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan antara lain :
1.Evolusi terjadi karena faktor letak geografis.
2. Evolusi karena faktor lingkungan dan genetika
3.Evolusi karena faktor adaptasi dan seleksi
4.Evolusi karena faktor seleksi buatan.
Dalam
perkembangan makhluk hidup dimuka bumi, banyak dipengaruhi oleh kegiatan
manusia. Hal ini disebabkan oleh pertambahan populasi manusia yang begitu cepat
mengakibatkan sistem ekologi makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan)
dipermukaan bumi menjadi terganggu oleh sebab itu alam perlu dilindungi dan
diawetkan (dikonservasi), agar tidak terjadi kemusnahan dari spesies-spesies
makhluk hidup.
Pengawetan alam
juga mempunyai nilai ekonomi. Perlindungan alam dibagi dua kategori, yaitu :
perlindungan alam umum dan perlindungan alam dengan tujuan tertentu. Yang
dilindungi pada perlindungan umum adalah alam sebagai satu kesatuan yaitu
flora, fauna dan tanahnya. Sedangkan perlindungan dengan tujuan tertentu
melindungi satu atau beberapa unsur dari alam didaerah tertentu.
Perlindungan
alam umum dibagi menjadi :
a.perlindungan alam ketat
b.perlindungan alam terbimbing
c.national park
a.perlindungan alam ketat
b.perlindungan alam terbimbing
c.national park
Perlindungan
alam dengan tujuan tertentu dibagi menjadi : perlindungan geologi, perlindungan
alam botani, perlindungan alam zoologi, perlindungan antropologi, perlindungan
pemandangan alam, perlindungan hutan, perlindungan margasatwa dan perlindungan
ikan.
Antara tumbuhan dan hewan terdapat perbedaan yang prinsip sebagai berikut :
Antara tumbuhan dan hewan terdapat perbedaan yang prinsip sebagai berikut :
Hewan &
Tumbuhan
Variabel Hewan Tumbuhan
Bentuk dan Struktur
Bentuk tetap, organ tubuh didalam, terdiri dari sel-sel dengan membran halus dan jaringan digenapi oleh larutan yang mengandung NaCl. Biasanya tumbuh secara defrensial, yaitu bagian-bagian tubuhnya berubah sesuai dengan umur
Variabel Hewan Tumbuhan
Bentuk dan Struktur
Bentuk tetap, organ tubuh didalam, terdiri dari sel-sel dengan membran halus dan jaringan digenapi oleh larutan yang mengandung NaCl. Biasanya tumbuh secara defrensial, yaitu bagian-bagian tubuhnya berubah sesuai dengan umur
Bentuk tubuh
berubah-ubah (tidak tetap) organ tubuh dibentuk sebagai tambahan eksternal.
Sel-sel tersusun dalam dinding selulosa yang tebal dan keras
Pertumbuhan umumnya pada ujung organ dan berlangsung selama hidup.
Pertumbuhan umumnya pada ujung organ dan berlangsung selama hidup.
Metabolisme
Makan zat organik majemuk (yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan atau hewan lain). Zat organik itu dicerna dan disusun kembali secara kimiawi sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Memerlukan O2
pernapasan
Kebanyakan tumbuhan menggunakan CO2 dari udara, zat organik dan air dari tanah. Melalui fotosintesa maka zat anorganik dibentuk menjadi berbagai zat organik
Dari fotosintesis terbentuk O2 sebagai produk tambahan.
Iritabilitas Kebanyakan hewan
mempunyai sistem saraf dan dapat menanggapi rangsangan dengan cepat Tumbuhan tidak mempunyai
sistem saraf sehingga tanggapannya terhadap rangsangan lebih lambat.
Makan zat organik majemuk (yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan atau hewan lain). Zat organik itu dicerna dan disusun kembali secara kimiawi sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Memerlukan O2
pernapasan
Kebanyakan tumbuhan menggunakan CO2 dari udara, zat organik dan air dari tanah. Melalui fotosintesa maka zat anorganik dibentuk menjadi berbagai zat organik
Dari fotosintesis terbentuk O2 sebagai produk tambahan.
Iritabilitas Kebanyakan hewan
mempunyai sistem saraf dan dapat menanggapi rangsangan dengan cepat Tumbuhan tidak mempunyai
sistem saraf sehingga tanggapannya terhadap rangsangan lebih lambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar